Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Merancang Sel Volta

Gambar
Baterai Jeruk Lemon sebagai Sel Volta Sel Volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks yang berlangsung spontan. Baterai jeruk lemon merupakan sel volta, karena kandungan kimia yang terdapat dalam jeruk lemon dapat berubah menjadi energi listrik. Hal itu ditentukan oleh anoda dan katoda dalam jeruk tersebut. Anoda yang berupa tembaga ditancapkan pada pangkal jeruk nipis. Sedangkan katoda yang berupa lempengan seng ditancapkan pada bagian bawah jeruk tersebut. Selain itu untuk menghubungkan anoda dan katoda dari jeruk lemon yang satu dengan yang lain digunakan kabel yang telah dililitkan pada penjepit kertas. Sehingga setelah semuanya tersambung akan didapat anoda dan katoda di ujung jeruk pertama dan terakhir. Kemudian anoda dan katoda tersebut disambungkan pada kaki-kaki LED, sehingga LED menyala. Hal ini terjadi karena adanya larutan elektrolit yang terkandung dalam air asam jeruk lemon tersebut. Gambar: Rangkaian jeruk lemon sebaga

Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

Gambar
Apa contoh sel Volta dalam kehidupan sehari-hari? Kegunaan Sel Volta  Dalam kehidupan sehari-hari, arus listrik yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia dalam sel volta banyak kegunaannya, seperti untuk radio, kalkulator, televisi, kendaraan bermotor, dan lain-lain.Sel volta dalam kehidupan sehari-hari ada dalam bentuk berikut. 1. Sel Baterai Baterai Biasa Gambar: Baterai biasa atau baterai kering (Sumber: https://pixabay.com) Baterai yang sering kita gunakan disebut juga sel kering atau sel Lecanche. Dikatakan sel kering karena jumlah air yang dipakai sedikit (dibatasi). Sel ini terdiri atas: Anode : Logam seng (Zn) yang dipakai sebagai wadah. Katode : Batang karbon (tidak aktif). Elektrolit : Campuran berupa pasta yang terdiri dari MnO2,NH4Cl, dan sedikit air. Reaksi: Anode : Zn(s) —>Zn2+(aq) + 2 e– Katode :2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) + 2 e–—>Mn2O3(s) + 2 NH3(g) + H2O(l) Baterai Alkaline Gambar: Baterai alkaline (Sumber: https://media.istockphoto.com) Pada baterai alkaline dapat diha

Deret Volta

Gambar
Deret Volta Unsur-unsur yang disusun berdasarkan urutan potensial elektroda standar membentuk deret yang dikenal sebagai deret keaktifan logam atau deret Volta . Gambar: Deret keaktifan logam (Sumber: https://www.kimia100.com) Makin ke kiri : E° makin kecil, mudah dioksidasi, reduktor makin kuat, logam makin reaktif. Makin ke kanan : E° makin besar, mudah direduksi, oksidator makin kuat, logam kurang reaktif. Kegunaan Deret Volta 1. Untuk menentukan sifat oksidator dan reduktor Semakin kecil nilai E°, maka sifat reduktor semakin kuat dan sifat oksidator semakin lemah. 2. Menentukan logam mana yang dapat bereaksi dengan H2O menghasilkan gas H2. Logam yang memiliki E° lebih kecil dari E° H2O maka dapat bereaksi Logam yang memiliki E° lebih besar dari E° H2O maka tidak dapat bereaksi      Contoh : 2 Na (s) + 2 H2O (l) → 2 NaOH (aq) + H2 (g) (dapat bereaksi karena E° Na < E° H2O) Pb (s) + H2O (l) → (tidak dapat bereaksi karena E° Pb > E° H2O) 3. Menentukan logam mana yang dapat ber

Potensial Sel

Gambar
Potensial Sel Standar (E°sel) Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel Volta disebabkan oleh adanya beda potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (E sel) ataupun gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang diukur pada keadaan standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan reaktan dalam larutan 1 M dan tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut potensial sel standar (E°sel). Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut kesepakatan, potensial potensial elektroda tersebut mengacu pada reaksi reduksi elektroda sehingga disebut potensial reduksi standar (E°reduksi). Rumus Potensial Sel Standar E°sel = E°katoda – E°anoda Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui eksperimen dengan menggunakan voltmeter atau dihitung berdasarkan data potensial elektroda standar. Katoda adalah elektroda yang memiliki nilai E° lebih besar (positif) Anoda adalah elektroda yang memiliki nil

Prinsip Kerja Sel Volta

Gambar
Apa Itu Katoda dan Anoda? Sel volta terdiri dari 2 elektroda, yaitu anoda (Zn) dan katoda (Cu). Sel volta anoda bermuatan negatif, dan sel volta katoda bermuatan positif. Gambar: rangkaian sel Volta (Sumber: https://www.quipper.com) Nah, sel volta terdiri dari 4 bagian yaitu: Voltmeter, Jembatan Garam, Anoda, dan Katoda. Voltmeter: komponen yang berfungsi menentukan besarnya potensial pistrik atau tegangan listrik yang dihasilkan. Jembatan Garam (Salt Bridge): komponen yang berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Jembatan garam terdiri dari senyawa Na2SO4. Anoda (Elektroda Negatif): tempat terjadinya reaksi oksidasi (penglepasan elektron). Logam yang dipakai pada anoda di gambar adalah Zn (seng). Katoda (Elektroda Positif) : tempat terjadinya reaksi reduksi (penangkapan elektron). Logam yang dipakai pada katoda di gambar adalah Cu (tembaga). Elektroda adalah benda yang digunakan sebagai penghantar arus listrik (konduktor). Tembaga, seng, timah hitam, besi, nikel

Pengertian Sel Volta

Gambar
Sel Volta Sel Volta adalah sel yang menghasilkan energi listrik karena adanya redoks spontan. Dengan kata lain, sel Volta akan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Sel Volta disebut pula sebagai sel Galvani. Mengapa demikian? Galvani diambil dari nama ilmuan fisiologi berkebangsaan Italia, yaitu Luigi Galvani (1737-1798) yang menemukan fenomena adanya sifat listrik pada tulang. Gambar: Alessandro Volta (Sumber: Wikipedia) Gambar: Luigi Galvani (Sumber: Wikipedia) Sedangkan kata Volta sendiri berasal dari nama ilmuan fisika dari berkebangsaan Italia, Alessandro Volta (1745-1827) yang melakukan percobaan dan menyatakan bahwa kontak dua logam yang berbeda dapat menimbulkan listrik. Pada tahun 1800 Volta diakui sebagai tokoh yang pertama kali menemukan baterai. Volta menemukan mekanisme dari pembuatan baterai, yaitu dengan cara menumpuk cakram tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang dipisahkan oleh kain yang kemudian direndam dalam air asin. Pernyataan ini membantah pernyataan Luigi Galva